. Menunggu, Menjaga

Kamis, 19 Agustus 2010

Menunggu, Menjaga

 maka jika sajak ini tak sampai padanya...
....
....

sebuah dermaga tercipta untuk penantian
juga cerita tentang berpamitnya matahari senja pada camar-camar
seseorang juga menunggu di ujungnya
mengingat kembali bayang-bayang sambil menyongsong malam
menatap langit yang pantulkan gemerlap bintang yang beradu dengan cahaya lampu
menerpa wajahnya yang sendu
menyampaikan salam dari bait-bait doa dalam sujud dengan pinta yang tak putus putus
suatu hari, mereka akan bertemu

di salah satu sudut, banyak bibir yang mengucap cinta bersama bunga dan jumpa yang tak seharusnya
jika mereka lalui malam yang dikutuki langit kelam
maka benih yang lahir darinya kelak akan berakhir di gang-gang sempit atau kanal-kanal kotor, dibungkus plastik lusuh
kelak akan menjadi saksi bisu
hasil cinta bernama nafsu

dan jika mereka sampai pada janji suci
maka akan menguap seketika segala kata indah
sebab sejak awal memang hanya semu yang dipuja
setelah lewat masa
maka lenyap pula semua!

maka sebab itulah,
seseorang itu masih di sana
menemani dermaga menanti matahati pagi
sambil mengucap pinta untuk sebuah jumpa

ia menunggu, karena tak ingin ia beranjak, tinggalkan bingkai keanggunan yang telah ada sejak ia dicipta

ia menjaga, sebab tak banyak lagi yang peduli pada warna awan dan sebab suci seolah tak lagi punya arti

dan sebuah sajak telah tercipta, tanpa sebuah nama penerima
maka jika sajak ini tak sampai padanya
akan tetap berdengung sebuah tanya,
tentang menunggu dan menjaganya
mengapa kau tetap bertahan?
katanya,
sebab beginilah adanya
karena
aku
adalah
wanita.

Penulis Diena Firdausi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Statistik

Followers

Best View: Mozilla Firefox. Template is proudly powered by Blogger.com | Template by Amatullah. Syukur |